Sahabat, kemarin dapat pertanyaan mengejutkan dari mahasiswa: “Apakah Bapak pernah menganggur?”
Spontan saya jawab: “Nggak pernah!“
Menganggur adalah pilihan hidup, sedangkan bagi saya pilihan itu terlalu mewah sehingga saya tak mungkin bisa punya pilihan seperti itu. Saya harus tetap bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga yang menjadi tanggungan. Prinsipnya, meski tak punya pekerjaan tetap tapi saya harus tetap bekerja. Meski tak berpendapatan tetap tapi saya harus tetap berpendapatan. Maka saya tak pernah menangisi nasib pernah menjadi penjual ikan asin, memasok kue dan gorengan ke warung, menjadi sales asuransi, calo tanah, penulis media dan biografi, guru kursus, dan sebagainya, termasuk jadi dosen!
Di rumah pun saya tak pernah memilih sebagai pengangguran. Sampai sekarang kadang saya masih biasa membantu mencuci piring, mencuci pakaian dan memasak untuk diri sendiri, menyapu halaman, dan melakukan hobi —- bakar sampah!