Cerita ini tidak ada hubungannya dengan kontoversi tentang pemberian gelar pahlawan — sekedar anekdot tentang seorang yang menjadi pahlawan karena kebetulan.
Anekdot ini diceritakan oleh Jenderal Polisi (Pur) Chaerudin Ismail satu dasawarsa lalu, ketika penulis mengelola tabloid “Koran Publik”, milik beliau.
Alkisah di Zaman Perjuangan, sekelompok pejuang sedang beristirahat siang di bawah pohon rindang. Tiba-tiba salah seorang dari mereka, anggap saja namanya Bejo, kebelet, lalu buru-buru lari ke sungai. Ketika Bejo “asyik” di sungai, datang tentara Belanda menyerang, sehingga semua teman Bejo tewas.
Sewaktu Bejo kembali ke tempat teman-temannya, dia terkejut bukan kepalang melihat mayat bergelimpangan. Bejo terkencing di celana karena ketakutan, lalu terduduk pingsan lebih dari tiga jam.
Sorenya datang satu regu bantuan, pas ketika Bejo baru saja siuman. Semua anggota pasukan bantuan kagum pada Bejo karena ‘hebat’ bisa mengusir Belanda sendirian.
Bejo didaulat jadi pahlawan!